Inilah Sebagian Dokumen Tentang Indonesia yang Dibocorkan Wikileaks - Catatan Ideologis
Headlines News :
Home » » Inilah Sebagian Dokumen Tentang Indonesia yang Dibocorkan Wikileaks

Inilah Sebagian Dokumen Tentang Indonesia yang Dibocorkan Wikileaks

Written By REVIEW HERBAL DAN KOSMETIK on Kamis, 16 Desember 2010 | 22.53

Wikileaks memiliki sebanyak 3.059 dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait Indonesia. Dokumen itu merupakan semacam laporan diplomatik yang dikirim dari Kedubes AS di Jakarta dan Konjen AS di Surabaya. Situs Wikileaks berjanji akan mempublikasi dokumen itu secara bertahap.






Dan ternyata Wikileaks mulai menepati janjinya. Tiga buah dokumen mengenai Indonesia sudah dirilis. Dokumen itu dibuat dalam bentuk


Congressional Research Service (CSR), lembaga think tank Kongres AS. Dokumen CRS ini biasanya menjadi dasar bagi Senat dan DPR AS dalam mengambil kebijakan. Berikut isi dokumen tersebut:








Masalah Timor Timur


CRS Report RS20332


East Timor Crisis: US Policy and Options
5 November 1999








*Pemerintahan Bill Clinton menekan RI agar menerima kehadiran pasukan perdamaian internasional di Timor Timur usai jajak pendapat 1999.






*Menghentikan kerja sama militer AS dan Indonesia dan mengancam sanksi lebih keras bila tak mau bekerja sama, mengendalikan milisi, dan memulangkan 200 ribu pengungsi Timor Timur.


*Mendukung keputusan IMF dan Bank Dunia menghentikan bantuan mereka untuk Indonesia.






* Bantuan yang dihapus untuk tahun 2000 antara lain bantuan ekonomi 75 juta dolar AS, Economic Support Funds 5 juta dolar AS dan IMET 400 ribu dolar








Tentang Pemilu 2004


CRS Report RS21874 Analyst in Southeast and South
Asian Affairs 20 Mei 2005






*SBY disebut the thinking general






*Bila Wiranto jadi presiden, hubungan RI dan AS akan sangat rumit karena Kongres AS menaruh perhatian besar pada isu pelanggaran HAM di Timor Timur.


*Suksesnya Pemilu 2004 meneguhkan dominasi partai sekuler, yaitu Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat.








Pelatihan Kopassus


Dokumen Joint Combined Exchange Training (JCET) and Human Rights Background and Issues for Congress
26 Januari 1999








*Sejak 1992, Kongres AS memutus program Pelatihan dan Pendidikan Militer In ternasional (IMET) untuk Indonesia setelah tragedi Santa Cruz.






* Namun, di bawah program JCET Dephan yang di setujui oleh Deplu, pasukan Baret Hijau AS melatih 60 anggota pasukan khusus TNI di Indonesia yang sebagian besar Kopassus. JCET berdalih pelatihan murni militer meskipun kurikulum latihan perang kota berjudul ‘crowd control’.






*April 1998, anggota Kongres AS menyurati Menteri Pertahanan Cohen Evans yang menyebut program JCET mengakali larangan Kongres. JCET dihentikan 8 Mei 1998.






Sumber: WikiLeaks, Congressional Research Service






WikiLeaks: China Terkesan dengan SBY


WikiLeaks: China Terkesan dengan SBY






REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--WikiLeaks kembali mengeluarkan bocoran nota diplomatik Kedube AS yang menyangkut Indonesia. Kali ini nota berasal dari Kedubes AS di Cina, yang menyatakan Cina cukup senang dengan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Nota yang dikeluarkan WikiLeaks pada 12 Desember lalu berkode Beijing 00001448 ini berkode 'Clasified'. Berisi percakapan pejabat Kedubes AS dengan dua pejabat Cina bernama Cui Tiankai dan Hu Zhenyue.


Cui saat itu menjabat sebagai wakil menlu Cina, sementara Hu menjabat sebagai asisten Menlu Bidang Asia.


Dalam dokumen itu dijabarkan bahwa Amerika Serikat menerima kondisi kalau Cina bisa memengaruhi kondisi umum pembangunan di Indonesia. Hu mengatakan Beijing harus sensitif terhadap realitas politik kekuatan etnis Cina di Indonesia.






"Beijing tidak terkesan dengan presiden Indonesia pascakrisis ekonomi di akhir 1990-an. Tapi Beijing terkesan dengan perkembangan yang ditujukan Presiden SBY yang berkuasa sejak 2004," demikian kata Hu seperti dikutip WikiLeaks.






Hu menambahkan, Jakarta kini menghadapi tantangan melemahnya pengaruh militer sementara melesatnya demokratisasi di masayrakat. "Beijing akan mempromosikan Islam sekular di Indonesia dengan menggiatkan interaksi muslim Indonesia dengan muslim Cina yang sebanyak 20 juta.






WikiLeaks kembali membocorkan informasi rahasia Amerika Serikat (AS) mengenai Indonesia. Menariknya, kali ini informasi yang digulirkan sudah menyinggung urusan domestik, soal isu keamanan regional dan terorisme.






Bocoran WikiLeaks itu bukan menyangkut laporan dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, yang diklaim sebanyak 3.059 pesan. Kisah soal Jakarta itu berasal dari Kedubes AS di Beijing (China) dan Canberra (Australia). Sebagian memo yang menyinggung Indonesia sudah dimuat di laman WikiLeaks, sebagian lagi dikirim secara eksklusif ke media massa di Australia.






Dalam suatu memo terungkap bahwa dua kekuatan utama dunia saat ini, AS dan China, turut serius mengamati reformasi di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Reformasi itu, juga transparansi militer di negeri ini dianggap bisa mendorong, sekaligus memperkuat transparansi di tubuh pemerintah dan masyarakat Indonesia.


Demikian laporan hasil percakapan antara pejabat AS dan China. Laporan itu ditulis dalam memo diplomatik dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Beijing ke Departemen Luar Negeri di Washington DC, Maret 2007. Dipublikasikan di laman WikiLeaks, 12 Desember 2010.






Bernomor referensi 07BEIJING1448, memo berkatagori rahasia itu merekam pembicaraan antara Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Cui Tiankai, beserta Direktur Jenderal urusan Asia, Hu Zhengyue, dengan kolega mereka dari AS, Deputi Asisten Menlu AS urusan Asia Timur dan Pasifik, Eric John, di Beijing pada Maret 2007.






Mereka membicarakan isu-isu di Asia Tenggara, seperti masalah demokrasi Myanmar dan keamanan di kawasan itu. Para pejabat dari kedua negara juga membicarakan situasi di Indonesia dan wilayah lain.






Diskusi antara dua pejabat itu memang menarik. Pasalnya, jarang diberitakan bahwa pejabat AS dan China berbagi pandangan, mengingat kedua negara itu dalam beberapa dekade terakhir justru saling bersaing untuk menanamkan pengaruh di sejumlah negara, terutama kawasan asia.






Mengenai isu Indonesia, John menekankan kepada Hu bahwa AS dan China harus bekerja sama untuk mendorong demokratisasi, pertumbuhan ekonomi, dan anti terorisme di negara terbesar di Asia Tenggara itu.


John, yang sejak Oktober 2007 akhirnya menjadi Duta Besar AS untuk Thailand, menilai kendati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengambil sejumlah langkah positif, AS dan China harus mendorong Indonesia untuk melakukan transparansi, akuntabilitas, dan reformasi militer yang lebih optimal.






Menurut John, Beijing harus bergabung dengan Washington dalam mendorong adanya tata kelola dan akuntabilitas yang lebih baik dalam tubuh militer Indonesia.


“Transparansi di dalam TNI akan memperkuat dan mendorong transparansi di dalam pemerintahan dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” demikian perkataan John kepada Hu yang dikutip memo itu. Transparansi itu, menurut John, merupakan faktor penting untuk mengundang daya tarik investasi asing, yang tengah dibutuhkan Indonesia.


“Kita juga harus mendorong reformasi dalam peraturan tenaga kerja dan investasi, begitu pula dengan penegakan hukum atas peraturan-peraturan itu,” lanjut memo tersebut.


China dipandang bisa memberi pengaruh bagi “arahan umum” pembangunan di Indonesia. Namun, kepada John, Hu mengingatkan bahwa Beijing harus bersikap sensitif atas realitas politik terkait dengan nasib populasi warga keturunan China di Indonesia.






Beijing, dalam memo itu, merasa “tidak terkesan” terhadap sejumlah presiden yang memimpin Indonesia setelah krisis keuangan Asia di akhir dekade 1990-an. Namun, China merasa senang atas kemajuan yang dibuat Presiden Yudhoyono sejak memerintah pada 2004, demikian kata Hu.






Seperti yang dilaporkan di memo diplomatik itu, Hu mengungkapkan keinginan China untuk mendorong Islam yang moderat di Indonesia, dengan mendorong interaksi dengan 20 juta umat Muslim di Tiongkok.


Dalam beberapa tahun terakhir, AS dan China telah berkoordinasi dalam memberi bantuan kepada Indonesia terkait dengan sejumlah bencana alam. Bagi Beijing, kerjasama demikian bisa menjadi model bagi kemitraan di tingkat regional.






Berharap SBY Menang Lagi




Pada memo yang lain, AS mencatat apresiasi Australia kepada Indonesia dalam perang melawan terorisme. Pejabat Kementrian Luar Negeri Australia menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra paling penting di tingkat regional. Selain itu, pemerintah Negeri Kanguru itu juga berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menang lagi pada pemilu 2009.




Demikian penggalan memo diplomatik Amerika Serikat (AS), yang diklaim sebagai bocoran dari WikiLeaks kepada media massa di Australia. Berita memo itu dimuat oleh harian Sydney Morning Herald, Rabu 15 Desember 2010.


Memo diplomatik itu, yang diklaim berasal dari Kedutaan Besar AS di Canberra, melaporkan penilaian para pejabat Australia atas sejumlah negara tetangga mereka, termasuk Indonesia. Ini berdasarkan komunikasi antara pejabat AS dan Australia di Canberra pada Oktober 2008.






Pejabat Kementrian Luar Negeri Australia untuk Urusan Asia Tenggara, Peter Woolcott, menggambarkan situasi politik di sejumlah negara tetangga pada saat itu sedang “kacau” (messy). Negara-negara yang dimaksud adalah Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Burma (Myanmar).






Namun, penilaian sebaliknya dilontarkan Wollcott atas Indonesia. “Situasi di Indonesia - yang merupakan mitra paling penting Australia di kawasan - berlangsung ’sebaik yang bisa didapatkan,’” kata Woolcott dalam memo yang dikutip Sydney Morning Herald.






“Yudhoyono…yang diharapkan Australia terpilih kembali, telah memberikan kerjasama kelas satu dalam anti terorisme,” lanjut Woolcott.


Harian lain yang juga mengaku mendapat bocoran eksklusif dari WikiLeaks, The Age, juga memuat penilaian positif intelijen Australia kepada Indonesia dalam memberantas kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) dalam beberapa tahun terakhir.




Dibuat pada Oktober 2008, memo itu memaparkan penilaian lembaga intelijen Australia, Office of National Assessments (ONA), mengenai sepak terjang JI. Kelompok yang dituduh Amerika Serikat sebagai bagian dari jaringan al-Qaida itu disebut-sebut sudah “berantakan.”


“Analisa ONA menilai bahwa ’situasi telah terbalik’ terkait dengan Jemaah Islamiyah di Indonesia. Kepemimpinan kelompok tersebut telah hancur. Sebagian besar senior mereka telah dibunuh, ditangkap maupun dalam pencarian. Kelompok itu telah kehilangan dukungan jaringan dan pendanaan lokal,” demikian laporan Kedubes AS di Canberra kepada Departemen Luar Negeri di Washington. (vivanews.com, 16/12/2010)


Komentar: INILAH BUKTI KONSPIRASI NYATA KETERLIBATAN AMERIKA TERHADAP KEDAULATAN INDONESIA..


KEMENANGAN SBY DIPEMILU JUA CAMPURTANGAN OLEH AMERIKA..


JADI WAJAR SEKARANG KEBIJAKAN PEMERINTAH JUA DITENTUKAN OLEH AMERIKA,


AMERIKA ADALAH PENJAJAH, INILAH BUKTI INDONESIA ADALAH BUDAK AMERIKA..


JADI WAJAR INDONESIA DENGAN KEPEMIMPINAN SBY DENGAN SISTEM DEMOKRASINYA MEMBYAR DENGAN MENJUAL SUMBERDAYA ALAM INDONESIA.


EXXON MOBILE, FREEPORT, BLOK CEPU, DLL.


AKAN TERUS MENCOKOL INDONESIA.


INDONESIA TANAH AIRKU YG TERJAJAH...
SUDAH WAKTUNYA KITA TERAPKAN SYARIAH DAN TEGAKAN KHILAFAH..


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Our Topics

Translate Blog

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Catatan Ideologis - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya