Riwayat hidup
Nama lengkap Syekh Abdul Qadir Jailani adalah Muhy al-din Abu Muhammad ‘Abd al-Qadir ibn Abi Shahih Zangi Dost Musa ibn Abi’Abdillah ibn Yahya al-Zahid Muhammad ibn Daud bin Musa ibn Abdillah ibn Musa al-Jun ibn ‘Abd al-Mukhsin ibn al-Hasan al-Mutsanna ibn Muhammad al-Hasan ibn ‘Ali Abi Thalib ra.
Syekh Abdul Qadir Jailani dilahirkan di Naif, Jailan,Irak, pada bulan Ramadhan tahun 470H. bertepatan dengan tahun 1077 M. Beliau berasal dari suku Arab Quraisy. Ayahnya bernama Abu Ahahih keturunan Imam Hasan ra, putra sulung Ali bin Abi Thalib ra, dan Fatimah ra. Ibunya adalah putrid seorang wali, Abdullah suami, yang juga masih keturunan Imam Husain ra, putra kedua Ali ra. Beliau meninggal di Baghdad pada tahun 561 H. (1166 M).
Pada tahun 488 H, usianya menginjak 8 tahun, dia meninggalkan tempat kelahirannya untuk belajar di Baghdad, pusat aktivitas politik, perdagangan dan kebudayaan dan pusat ilmu-ilmu keagamaan di dunia Islam. Dikota ini dia belajar ilmu fiqih dibawah bimbingan Abu Sa’id Ali Al-Mukarrimi, seorang ahli fiqih madzab Hambali yang terkenal. Sebelumnya ia telah mendaftarkan diri untuk belajar di madrasah Nizhamiyyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin oleh seorang sufi besar bernama Ahmad al-Ghozali, namun ketika itu ia tidak diterima di tempat tersebut. Sejak tahun 488 H (1095 M),waktu ia berada dikota Baghdad sampai tahun 521 H (1127), waktu ia mulai terkenal sebagai ulama terbesar madhzab Hambali , banyak kegiatannya yang kurang diketahui .Ada beberapa aktivitas yang diketahui selama periode tersebut antara lain perjalanannya dengan kelahiran salah satu anaknya pada tahun 508 (1114-1115 M). menurut beberapa ahli bahwa dia pernah menjadi penjaga kuburan Imam Abu Hanifah.
Gurunya yang pertama dibidang Tasawuf adalah Abu al-Khair Muhammad ibn Muslim al-Dabbas (wafat 525 H/ 1131 M) seorang yang mempunyai kesucian jiwa yang cukup tinggi. Selama berguru kepadanya dia banyak memberikan latihan-latihan ruhani yang cukup keras . Syekh Abdul Qadir Jailani mampu menerima pelajaran dan didikan darinya sehingga ia mendapat gelah kehormatan yang disebut al-Baz al-Ashhab (burung elang kelabu).
Pada tahun 521 H/1127 M Syekh Abdul Qadir Jailani mulai memberikan khutbah pada masyarakat, isi dan gaya khotbahnya membuat orang terpukau dan senang mendengarnya. Khotbsh yang disampaikan terus menerus membuat reputasinya semakin tinggi dan semakin tersebar diseluruh masyarakat.Pada tahun 528 H dibangun untuknya sebuah kediaman dan wisma tamu yang disebut ribat .Tempat ini selain tempat kediaman Syekh Abdul Qadir Jailani dan keluarganya, juga untuk menampung murid-muridnya serta para tamu yang dating dari berbagai daerah untuk menghadiri majelisnya.Tempat tersebut dibangun dari sedekah dan sumbangan masyarakat.
Syekh Abdul Qadir Jailani menetap di Baghdad selama 37 tahun dalam lima periode kekhalifahan disasti Abbasiyah. Ketika Syekh Abdul Qadir Jailani pertama kali masuk Baghdad , kekhalifahan dipegang olej al-Mushtadhhir Biamrillah, lalu Abu Abbas yang meninggal pada tahun 512 H, setelah itu al-Musytarsyid, lalu ar-Rasyid, kemudian al-Muwtafi Liamrillah dan selanjutnya kursi kekhalifahan diduduki oleh al-Mustanjid Billah. Selain itu juga berdiri pula dua kekuatan pemerintahan besar yaitu antara khalifah dan sultan keluarga (marga) Saljuk. Mereka (Bani Saljuk) adalah orang-orang yang sangat loba dan dengki terhadap kemegahan kekuasaan khalifah. Kemudian terjadilah peperangan diantara keduannya. Tragedi ini berlangsung ketika pemerintahan Baghdad dipegang oleh Khalifah al-Mustarsyid.dalam peperangan khalifah menderita kekalahan yang dihancurkan oleh Sultan Mas’ud.
Selama pemerintahan sultan keadaan menjadi semakin buruk, cinta dunia menguasai manusia dengan saling merebut kekayaan dunia. Timbulnya tradisi lama,perjudian,pencurian,perzinahan dan segala bentuk kemaksiatan.Pengabdian dan pengkultusan dan pembesar istana oleh rakyat secara berlebihan. Selain itu banyak fakir miskin yang terlantar dengan tidak mendapat perhatian dari sultan. Masalah ini membuat Syekh Abdul Qadir Jailani melakukan kritikan-kritikan keras yang ditujukan kepada sultan dan pembesar istana.
Syekh Abdul Qadir Jailani dengan kekerasan sikap dan keteguhannya berpegang pada kebenaran serta dengan keberaniannya mengkritik khalifah dan sultan tidak boleh diragukan para wali. Dengan kepribadiannya itu banyak pujian yang diberikan kepadanya, seperti pujian Ibn Arabi(wafat 1240 M) menganggap Syekh Abdul Qadir Jailani sebagai seorang yang pantas menjadi wali qutub (poros) pada masanya. Demikian juga Ibnu Taymiyyah (wafat 728 H) seorang mujtahid dalam madzab Hambali yang sering menyerang para sufi dan tasawuf ikut memujinya.
Syekh Abdul Qadir Jailani terus memimpin madrasah dan ribatnya sampai ia wafat yang kemudian kepemimpinannya dilanjutkan oleh anak-anaknya .Demikian pula ajaran-ajarannya diteruskan oleh mereka dan murid-muridnya.
sumber :http://www.muryanawaludin.co.cc/2009/07/syekh-abdul-qadir-jailani.html
Syekh Abdul Qadir Jailani
Written By REVIEW HERBAL DAN KOSMETIK on Rabu, 17 Februari 2010 | 13.17
Label:
islami,
Pengetahuan,
sejarah
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !